Perencanaan Belanja Bulanan – Tanggal gajian ialah sewaktu yang senantiasa dinanti-nanti setiap orang. Sebab habis mendapatkan bayaran gaji mempunyai arti duit sudah ditangan dan itulah saatnya belanja bulanan.
Ketika diri Anda bersama sang suami atau istri yang sedang mengitari semua bahan belanjaan dan mendorong trolley belanja, adalah hal yang sungguh menggembirakan. Setelah mulai lelah bekerja hampir sebulan melewati, bolehlah kita menikmati panorama jajaran rak sarat barang-barang dengan kemasan manis dan beberapa tawaran diskon.
Juga memanjakan lidah dengan aneka cemilan menghidupkan selera yang menanti dengan percaya bahwa Anda tidak akan bisa tidak menenteng mereka pulang. Belanja rumah tangga atau groceries shoping memang bukan sekedar masalah dapur tetapi sudah menjadi cuilan dari acuan hidup.
Tips Perencanaan Belanja Bulanan
Pernahkah Anda menjumlah berapa banyak uang yang sudah Anda habiskan untuk belanja rumah tangga?
Kebanyakan orang mungkin tidak berpikir panjang dikala mengambil barang-barang tersebut dari rak. Ketika berada di depan kasirlah yang menjadi momen penentuan apakah Anda belanja terlalu banyak atau tidak ?
Mau tahu berapa banyak rata-rata keluarga Indonesia membelanjakan gaji mereka untuk belanja rumah tangga. Mari kita lihat hasil survey teladan belanja rumah tangga Indonesia yang diadakan tahun 2020 oleh Kadence Indonesia:
Dari survey tersebut dimengerti bahwa keluarga Indonesia rata-rata menghabiskan lebih dari 70% penghasilan mereka untuk pengeluaran rumah tangga dan yang terbesar yakni belanja rumah tangga seperti food & beverages.
Porsi belanja yang terlalu besar membuat budget rumah tangga menjadi tidak sebanding. Orang menjadi kesusahan menabung dan berinvestasi.
Penyebab terutama merupakan impulsive buying atau belanja tanpa planning. Hal ini terjadi alasannya orang membeli apa yang diinginkannya lebih banyak daripada kebutuhannya. Akibatnya kita cuma fokus pada keperluan hari ini saja , padahal ada keperluan masa depan yang perlu dipersiapkan sejak sekarang. Karenanya kita tidak boleh menyepelekan kegiatan belanja rumah tangga bila tidak mau terjerat impulsive buying.
Impulsive buying terjadi alasannya kita tidak memiliki penyusunan rencana dikala akan berbelanja sehingga gampang tergoda. Untuk itu dianjurkan membuat daftar belanja , yang berisi barang apa saja yang perlu kita beli.
Cara Perencaan Belanja Agar Lebih Efektif
1. Tujuan Belanja
Tetapkan tujuan belanja, apakah akan belanja untuk tampilan (busana dan perlengkapannya), apakah perlu berbelanja peralatan sekolah, atau apakah untuk berbelanja kuliner, alat kebersihan atau keperluan rumah tangga lainnya.
2. Cek Barang
Lakukan stock opname, periksa dirumah Anda apakah ada barang yang sama, berapa jumlahnya dan apakah barang yang ada sudah cukup untuk memenuhi keperluan Anda. Tahapan ini sangat penting biar Anda tidak berbelanja barang yang sama padahal sudah ada.
3. Daftar Barang Belanjaan
Tuliskan barang yang dibutuhkan, berapa banyak yang ingin dibeli , dan berapa kira-kira dana yang hendak Anda anggarkan untuk barang tersebut. Anda bisa memakai secarik kertas, buku atau gunakan aplikasi di gadget Anda.
4. Memilih Tempat Belanja
Selanjutnya menetapkan akan belanja dimana. Apakah semua barang yang diharapkan mampu dibeli di satu daerah sekaligus atau di beberapa tempat yang berlawanan.
5. Waktu Belanja
Tetapkan kapan akan berbelanjanya, apakah setelah pulang kantor, sambil menanti anak sekolah
Tips Meminimalis Belanja Bulanan
Penghematan bukan berati kita tidak berbelanja sama sekali , tetapi memakai duit lebih efisien. Intinya pengurangan yakni kita fokus pada keperluan sehingga terhindar dari pemborosan. Berikut ini beberapa tips cendekia melakukan pengurangan :
1. Pemangkasan Belanja
Pemangkasan (”Trim your budget”) artinya melaksanakan pengurangan, pemotongan atau meniadakan sama sekali suatu pembelanjaan. Contohnya memangkas pengeluaran membeli baju, meniadakan ongkos berlangganan TV kabel.
2. Subtitusi atau Down Grade
Subtitusi artinya mengubah pembelian suatu barang dengan barang lain yang fungsinya sama namun harganya berbeda. Contoh, kalau lauk daging mahal, bisa diganti dengan lauk ayam, ikan atau telur. Contoh lain keperluan sandang contohnya, bisa disubtitusi dari pakaian branded menjadi produk second liner nya.
3. Meminimalkan Aktifitas Belanja
Mengurangi frekuensi, artinya meminimalkan aktifitas pembelanjaan. Contoh, sebelumnya setiap minggu nonton bioskop dan makan di restaurant, kini dilakukan dua minggu sekali saja.
4. Alat Pembayaran
Alat pembayaran mirip kartu debit maupun kartu kredit dapat menolong pengaturan arus kas rumah tangga jikalau digunakan dengan baik. Jika dipakai tidak semestinya justru akan menyulitkan diri sendiri. Penggunaan kartu debet selaku pengganti duit tunai tidak menimbulkan keharusan hutang mirip kartu kredit. Namun kita tidak selalu bisa mengandalkan duit tunai bukan.
Kartu kredit cocok untuk keperluan darurat, juga untuk transaksi dalam jumlah yang terlalu besar bila mesti di bayar tunai. Kartu kredit juga cocok untuk transaksi belanja lewat e-commerce. Kartu kredit hanya cocok kalau anda disiplin dalam mengeluarkan duit tagihannya.
Berbagai anjuran pengurangan lewat kartu kredit menyerupai diskon belanja, acara cashback, gratis voucher belanja, mesti anda cermati dengan baik. Program benefit kartu kredit akan memberi manfaat maksimal dan benar-benar menunjukkan komitmen penghematan sewaktu kartu kredit di kendarai mirip duit tunai anda sendiri.
Artinya setiap kali Anda menggunakan limit kartu kredit maka begitu tagihannya tiba, dibayar lunas semuanya. Sehingga dengan promo diskon tadi Anda sungguh-sungguh irit sebab mengeluarkan duit kurang dari budget Anda dan bukannya mengeluarkan uang lebih banyak dari sebaiknya alasannya mesti membayar bunga cicilan tanggapan cuma mengeluarkan uang minimum paymentnya saja.